REVIEW 6
:
Abstract, Pendahuluan, II. Metode
Abstract, Pendahuluan, II. Metode
ANALISIS TIPOLOGI DAN POSISI KOPERASI
PENERIMA
PROGRAM PERKASSA
STUDI KASUS DI SUMATERA SELATAN*)
Oleh
:
Johnny W. Situmorang**)
Berisi :
Abstract
Perkassa
is one of programs of the State Ministry of Cooperative and SME to empower
women in business within cooperative. It was launched in 2007. This study
reveals the typology and positioning of Cooperatives that run the program.
Based on internal and external indicators, a few factors dominate, and the
factors are considered as a main character of the cooperatives. Also, in
general the program had been categorized as a good model for empowering women
in business and cooperative. This model will continue in the future.
Pendahuluan
Perempuan telah
diakui oleh berbagai kalangan berperan ganda dalam kehidupan sehari-hari,
terutama penopang perekonomian rumahtangga, dalam era globalisasi dengan
persaingan sebagai atribut utama (Hutagaol, 2008). Pertama, sebagai ibu
rumahtangga yang mengurusi kehidupan rumahtangga dan kedua sebagai pekerja atau
pengusaha yang mampu memberikan nafkah atau tambahan penghasilan pada keluarga,
baik sebagai pelaku ekonomi utama keluarga maupun pelengkap sumber pendapatan
keluarga. Di Bangladesh, DR. M. Yunus memperoleh hadiah Nobel Perdamaian atas
karyanya mengembangkan kredit mikro untuk perempuan pelaku usaha (Counts,
2008). Posisi perempuan Indonesia sangat nyata mendukung kesejahteraan
keluarga. Sebagai pelaku ekonomi keluarga, pada umumnya perempuan Indonesia
bergerak pada usaha skala sangat mikro sampai mikro, dan usaha bersifat
non-formal, di bidang usaha produksi dan jasa.
Memperhatikan peran
sentral perempuan, pemberdayaan perempuan menjadi bagian tak terpisahkan dalam
program pembangunan nasional di Indonesia. Program pemberdayaan harus terarah
agar efektif mencapai sasaran dalam rangka peningkatan kesejahteraan keluarga. Pemberdayaan
sangatlah sukar dilaksanakan manakala individu perempuan tidak berkelompok
dalam satu wadah. Teori sosiologi telah mengungkapkan bahwa peningkatan
kesejahteraan dan usaha rakyat haruslah melalui pendekatan kelompok agar tepat
sasaran, efektif, dan ada proses pembelajaran di dalamnya.
Pemberdayaan
perempuan oleh Kementerian Koperasi dan UKM ketika itu mengenalkan Program
Perkassa (Program Perempuan Keluarga Sehat dan Sejahtera) melalui koperasi.
Artinya, perempuan digalang dalam wadah koperasi agar dapat memperoleh dukungan
Program Perkassa. Koperasi relevan dalam menghadapi globalisasi (Situmorang,
2002). Sejak tahun 2007, telah berkembang koperasi perempuan dengan kategori
Koperasi Wanita (Kopwan) di antara ratusan ribu koperasi di Indonesia. Sejarah pengembangan koperasi sebagai pilar
perekonomian rakyat mengalami pasang-surut. Sehingga perjalanan koperasi
menghadapi sejuta tantangan (Sinaga dkk, 2006). Pengembangan Program Perkassa
adalah bentuk intervensi pemerintah dengan memberikan dana bergulir bagi
masyarakat, khususnya wanita pengusaha, agar koperasi dan UKM semakin maju. Hal
ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam pemberdayaan KUKM dalam rangka
meningkatkan kapasitas, produktivitas, dan daya saing KUKM dan alat pemerintah
untuk mencapai tujuan pembangunan nasional (Anonim, 2008). Miliaran rupiah dana
APBN telah disalurkan untuk pembiayaan program tersebut, mencakup ribuan unit
Kopwan yang tersebar di semua propinsi. Memperhatikan dimensi program tersebut.
Permasalahan yang muncul adalah
sejauhmana dampak Program Perkassa terhadap perkembangan perkoperasian,
khususnya Kopwan dan peran perempuan pengusaha anggota koperasi.
Dari uraian
sebelumnya, tujuan tulisan ini adalah
untuk mengetahui tipologi dan posisi Kopwan penerima Program Perkassa dalam
perkembangan perkoperasian khususnya dan perempuan pengusaha umumnya. Tulisan
ini diharapkan bermanfaaat dalam hal proses pengambilan kebijakan pembangunan
Kopwan dan perempuan pengusaha serta pengembangan Kopwan sebagai lembaga bisnis
bagi perempuan pengusaha.
II. METODE
Tulisan ini merupakan ‘review’ dari hasil Kajian
Dampak Program Perempuan Keluarga Sehat dan Sejahtera (Perkassa) oleh Deputi
Bidang Pengkajian Sumberdaya UMKM (Anonim, 2009). Sejalan dengan permasalahan
dan tujuan, pendekatan analisis adalah dengan manajemen stratejik (Pearce II
and Robinson, 2000), ekonomi (Johnson, 1986), dan sosial (Adi, 2005) yang mampu
menjelaskan posisi Kopwan setelah menerima Program Perkassa. Model Analisis ini
menggunakan indeks dengan terlebih dahulu dilakukan analisis faktor berdasarkan
PCA (Principal Component Analysis). PCA berguna menyeleksi variabel agar
diperoleh variabel yang dominan sebagai penciri kelembagaan (PCA menggunakan
data Sumatera Selatan, Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan). Dengan
menggunakan Skala Lykert (Sugiyono, 2008; Riduwan dan Akdon, 2005). Indeks
diperoleh sebagai nilai harapan (expected value) dari interaksi bobot
variable dan indikator internal dan eksternal (Situmorang, 2008 dan 2008).
Indikator eksternal dibedakan atas lingkungan operasional, lingkungan
industrial, dan lingkungan jauh (Situmorang, 2008). Analisis posisi menggunakan
SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, dan Threat). Model SWOT
menggunakan indikator internal dan eksternal dan variabelnya. Tampilan hasil
analisis dalam bentuk The Fourth Quadrant.
Metode pembobotan
dan Indeks Performa Indikator (IPI) atau Indeks Performa Faktor (IPF) adalah
dengan menggunakan rumus tertentu. Persamaan (1) berikut adalah menentukan
bobot indikator dan faktor (variabel):
Untuk menentukan IPI dan IPF adalah dengan persamaan (2)
berikut:
(2)……………
IPI/F = ΣiSiai
dimana Si = nilai skor terboboti dari
indikator atau faktor dan ai = bobot indikator atau faktor ke-i (i=1,….,14).
Analisis ini
menggunakan data primer dan sekunder dengan kasus adalah Kopwan di Provinsi
Sumatera Selatan dimana Kopwan Sumsel penerima alokasi dana Perkassa terbesar
yang tersebar di 9 Kabupaten/Kota. Teknik pengambilan contoh adalah dengan
sengaja, terpilih 9 Kopwan dari 13 Kopwan penerima Program Perkassa.
Kopwan-Kopwan sampel adalah Anggrek, Permata Hati, dan Melati (kabupaten Ogan
Ilir), Songket, Putra PU, dan Wapi Sriwijaya (kota Palembang), Melati
(kabupaten Musi Banyuasin), Salima (kabupaten Ogan Komering Ilir), serta Tani
Srikandi (kabupaten Banyuasin). Responden adalah pengurus Kopwan, anggota
Kopwan, pakar, pejabat dinas/pemerintahan daerah.
Nama / NPM : Riski Ludvitasari / 26211274
Kelas / Tahun : 2EB09 / 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar