REVIEW 5 :
Bab III Hasil Analisis dan Pembahasan,
Bab III Hasil Analisis dan Pembahasan,
Kesimpulan dan Rekomendasi Kebijakan, Daftar Pustaka
KINERJA KOPERASI UNIT DESA DI PROVINSI BALI:
PENDEKATAN STRUCTURAL EQUATION MODEL
Oleh
:
MADE ANTARA1) dan ANDERSON GUNTUR KOMENAUNG2)
1)Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas
Pertanian Universitas Udayana
Email: antaradps@telkom.net
2)Fakultas Ekonomi/MEP Universitas Sam
Ratulangi, Manado
Email: komeguntur@yahoo.com
Berisi :
BAB III
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
3.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Koperasi Unit Desa di Provinsi
Bali
Dalam usaha memberdayakan Koperasi Unit Desa di Provinsi
Bali, maka terlebih dahulu harus diidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja Koperasi Unit Desa (KUD). Intervensi pemerintah
dalam bentuk program aksi pada faktorfaktor yang berpengaruh, misal
penguatan permodalan, bantuan pelatihan manajemen, bantuan pemasaran,
dll, maka akan mampu meningkatkan kemampuan atau kinerja KUD.
Mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kinerja Koperasi Unit Desa di Provinsi Bali digunakan metode analisis Structural
Equation Model (SEM) dengan bantuan program AMOS 4.0, dengan melalui
tujuh langkah seperti disinggung sebelumnya.
Langkah 1: Mengembangan Sebuah Model Berbasis Teori
Model yang dibangun mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja KUD di Provinsi Bali didasarkan atas teori bidang
keuangan yang telah umum dipraktekan dalam manajemen perusahaan modern
(lihat teori-teori kuangan antara lain: Alwi, 1994; Baridwan, 1992;
Djarwanto. 1989; Hanafi dan Halim Abdul.1996; Husnan, 1988; Sawir, 2003;
dan Setyaningsih. 1996) seperti disajikan pada tabel 2.
Tabel 2. Bangun Model Teoritik Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kinerja Koperasi Unit Desa di Provinsi Bali
Langkah 2: Menyusun Path Diagram untuk Menyatakan Hubungan Kausalitas
Setelah model berbasis teori dikembangkan, selanjutnya
disusun sebuah path diagram yang menyatakan hubungan kausalitas antara
faktor seperti disajikan pada Gambar 2.
Langkah 3: Menterjemahkan Path
Diagram ke dalam Persamaan-Persamaan Struktural dan Spesifikasi Model
Pengukuran
Setelah model dikembangkan dan digambar dalam sebuah path
diagram,
selanjutnya diterjemahkan ke dalam rangkaian persamaan seperti di bawah
ini.
1.
Persamaan struktural
Kinerja KUD = δ1internal + δ2 eksternal + e35
2.
Persamaan spesifikasi model
pengukuran
1. Internal= λ1peran serta anggota + e50
2. Internal= λ2manajemen + e51
3. Internal= λ3aktivitas + e52
4. Internal= λ4SDM + e53
5. Internal= λ5Solvabilitas + e54
6. Internal=
λ6likuiditas + e55
7. Eksternal = λ7suku bunga + e46
8. Eksternal = λ8 inflasi + e47
9. Eksternal = λ9 frekuensi pembinaan + e48
10. Solvabilitas = λ10RH + e7
11. Solvabilitas = λ11RHE + e28
12. Solvabilitas = λ12RHJPE + e27
13. Likuiditas = λ13RL + e4
14. Likuiditas = λ14RC + e3
15. Likuiditas = λ15RK + e5
16. Aktivitas = λ16PP + e29
17. Aktivitas = λ17PMK + e23
18. Aktivitas = λ18PRrP + e24
19. Sumber daya manusia = λ19JK+ e41
20. Sumber daya manusia = λ20TK+ e40
21. Sumber daya manusia = λ21FP+ e39
22. Manajemen = λ22perencanaan + e42
23. Manajemen = λ23organisasi + e43
24. Manajemen = λ24pelaksanaan + e44
25. Manajemen = λ25pengawasan + e45
26. Peran serta anggota = λ26pelunasan simpanan koperasi
+ e38
27. Peran serta anggota = λ27frekuensi mengikuti rapat +
e37
28. Peran serta anggota = λ28pengetahuan tentang koperasi
+ e36
29. Peran serta anggota= λ29lamanya pengguna jasa
koperasi + e49
30. Kinerja KUD = λ30kemajuan KUD + e2
31. Kinerja KUD = λ31pelayanan KUD + e3
32. Kinerja KUD = λ32Return on assets + e1
Keterangan :
RL = Rasio Lancar
RC = Rasio Cepat
RK = Rasio Kas
RH = Rasio Hutang
RHE = Rasio Hutang terhadap Ekuitas
RHJPE = Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Ekuitas
PP = Perputaran Persediaan
PMK = Pperputaran Modal Kerja
PRrP = Penagihan Rata-rata Piutang
SDM = Sumber Daya Manusia
JK = Jumlah Karyawan
TK = Tingkat Pendidikan
FP = Frekuensi Pelatihan)
ROA = Rreturn On Assets
Langkah 4 : Memilih Matrik Input dan Model/Teknik Estimasi
Pada tahapan ini adalah memilih jenis input (kovarian
atau korelasi) yang sesuai untuk pengujian hubungan kausalitas, dan
matriks kovarian lebih sesuai sebagai input untuk operasi SEM. Sedangkan
metode estimasi yang digunakan adalah maximum likelihood estimation
method yang telah menjadi default dari program AMOS 4.0.
Estimasi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Estimasi Measurement model dengan teknik Confirmatory Factor
Analysis untuk menguji unidemensionalitas dari kostruk-konstruk yang
dibangun.
2. Estimasi melalui SEM dengan analisis Full Model untuk melihat
kesesuaian model dengan hubungan kausalitas yang dibangun dalam model yang
diuji. Dari hasil tahap Estimasi Measurement model dengan teknik Confirmatory
Factor Analysis dilihat bahwa masing-masing variabel dapat digunakan untuk
mendefinisikan sebuah konstruk laten, maka sebuah Full Model SEM dapat
dianalisis.
Langkah 5: Menilai Kemungkinan Munculnya Problem Identifikasi
Dalam operasi AMOS 4.0, problem identifikasi akan diatasi
langsung oleh program. Bila estimasi tidak dapat dilakukan, maka program akan
memberikan pesan pada monitor komputer mengenai kemungkinan sebab-sebab mengapa
program tidak dapat melakukan estimasi, sehingga diperlukan tindakan perbaikan
model dan path diagram. Tampilan di monitor mengisyaratkan bahwa tidak
ada problem dalam identifikasi, sehingga langkah berikutnya dapat dilanjutkan.
Langkah 6: Evaluasi Kriteria Goodness of Fit
Pada langkah ini kesesuaian model (Goodness of Fit)
dievaluasi mengggunakan berbagai kriteria berupa seperangkat asumsi-asumsi yang
harus dipenuhi dalam prosedur pengumpulan dan pengolahan data menggunakan
pemodelan SEM, yaitu:
1. Ukuran Sampel
Persyaratan model SEM untuk ukuran sampel minimum 100 unit dan lima observasi untuk setiap estimasi parameter,
dan jika tidak terpenuhi maka program tidak bisa dilanjutkan. Pada penelitian
ini sampel sebanyak 114 unit, sehingga proses dapat dilanjutkan.
2.
Uji Normalitas Data
Uji normalitas
univariat dan multivariat data pada AMOS 4.0, menggunakan kriteria Critical
Ratio (CR) sebesar ± 2.58 pada tingkat signifikasi 0.01 (1%). Hasil uji
menunjukkan bahwa tidak ada nilai pada kolom CR yang lebih besar dari pada ±
2,58, sehingga dapat dinyatakan data menyebar secara normal.
3. Uji atas Outliers
Uji atas outliers univariat dan outliers multivariat
disajikan sebagai berikut.
Outliers Univariat
Menggunakan dasar observasi-observasi yang mempunyai z-score≥ 3.0
(Hair dkk, dalam Ferdinand, 2000) dikategorikan sebagai outliers. Hasil
analisis menunjukan bahwa data yang digunakan dalam analisis bebas dari outliers
univariat,karena tidak ada variabel yang mempunyai z-score di atas
angka batas tersebut.
Outliers Multivariate
Uji Mahalanobis distance pada tingkat signifikan 0,001 menunjukkan
bahwa tidak ada outliers multivariate.
4.
Uji Multicollinearitas dan
Singularitas
Menggunakan AMOS 4.0, determinan dari matriks kovarians
sampel adalah sebesar 9.6602e-011 yang tidak sama dengan nol. Oleh karena itu
dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat Multicollinearitas atau Singularitas,
sehingga data layak digunakan.
5.
Pengujian Model
Pengujian model dimaksudkan untuk memberikan klarifikasi
apakah model yang berbasis teori dapat diterima atau perlu modifikasi atau
dispesifikasi kembali. Pengujian dilakukan dengan menguji nilai standardized
residual matrix. Jika ada nilai residual lebih besar dari 2,58 (Hair et al,
Joreskog, dalam Ferdinand, 2000), berarti model perlu dimodifikasi atau
spesifikasi kembali. Hasil pengujian terhadap variabelvariabel dalam model yang
telah diestimasi menunjukkan bahwa tidak ada residual standard lebih besar dari
2,58, yang berarti model dapat diterima dan tidak perlu dilakukan modifikasi.
6.
Uji atas Kriteria Goodness
of Fit
Confirmatory Factor Analysis adalah pengujian unidimensionalitas dari dimensi-dimensi yang menjelaskan
faktor laten yang dimasukan dalam model. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
indeks-indeks pengujian yaitu: RMSEA sebesar 0.05(0.05≤0,08), CMIN/DF sebesar
1.34 (1.34≤ 2,00), TLI sebesar 0.95 (0.95≥0,95), CFIsebesar 0.96
(0.96≥0,95)(tabel 3), yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan antara
matriks kovarians sampel dan matriks kovarians populasi yang diestimasi. Oleh
karena itu model dapat diterima, sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat
faktor internal dan faktor ekstenal, dimana faktor internal dibentuk olek
faktor peran serta anggota, manajemen, SDM, Likuiditas, solvabilitas, dan
aktivitas yang berbeda dengan dimensi-dimensinya.
Konstruk-konstruk yang dibangun dalam diagram jalur (path
diagram) dapat dibedakan dalam dua kelompok yaitu konstruk eksogen dan
konstruk endogen. Konstruk eksogen diperlakukan sebagai variabel eksogen yang
tidak diprediksi oleh variabel lain tetapi akan digunakan untuk memprediksi
satu atau beberapa variabel endogen yang lain dalam model. Dalam model,
konstruk eksogen adalah peran serta anggota, manajemen, sumber daya manusia,
aktivitas, solvabilitas dan likuiditas membentuk konstruk eksogen internal,
serta konstruk eksogen eksternal yang akan diperlakukan sebagai variabel
eksogen. Kedua variabel ini terdapat garis lengkung dengan anak panah pada
msing-masing ujungnya. Garis lengkung ini tidak menjelaskan sebuah kausalitas
melainkan untuk mengindikasikan adanya korelasi. Dengan garis lengkung itu
dapat diamati berapa kuatnya tingkat korelasi antara kedua konstruk yang akan
digunakan untuk analisis lebih lanjut. Konstruk endogen adalah konstruk yang
diprediksi oleh variabel eksogen. Dalam model, konstruk endogen adalah kinerja
kuangan yang diprediksi oleh variabel eksogen.
7.
Evaluasi atas Regression Weight
untuk Uji Kausalitas
Evaluasi atas Regression Weight untuk kausalitas
menggunakan nilai CR. Hasil pengujian seperti disajikan pada tabel 4
menunjukkan bahwa semua koefisien regresi secara signifikan tidak sama dengan
nol, karena itu hipotesis nol bahwa regression weight adalah sama dengan
nol ditolak, dan menerima hipotesis alternatif bahwa masing-masing indikator
memiliki hubungan kausalitas dengan kinerja, yang berarti model dapat diterima.
Dari diagram jalur yang dihasilkan seperti gambar 3 dan tabel 4 dapat
dikonversi
kedalam dua persamaan, yaitu:
1.
Persamaan struktural
Kinerja KUD = 0.42 internal + 0,69 eksternal + 0,5
2.
Persamaan spesifikasi model
pengukuran
1.
Internal= 1.00 peran serta anggota + 0,05
2.
Internal= 0.89 manajemen + 0,50
3.
Internal= -0.97 aktivitas + 0,50
4.
Internal= 1.00 SDM
+ 0,40
5.
Internal= -0.60 Solvabilitas + 0,50
6.
Internal= 0.07 likuiditas + 0,05
7.
Eksternal = 0.89 suku bunga + 0.11
8.
Eksternal = 0.69 frekuensi pembinaan + 0.30
9.
Eksternal = 0.70 inflasi + 0.27
10. Solvabilitas = 0,09 RH + 0,91
11. Solvabilitas = 0,46 RHE +2,49
12. Solvabilitas = 0,20 RHJPE +0,83
13. Likuiditas = 0,01 RL + 4,44
14. Likuiditas = 0,91 RC + 0,50
15. Likuiditas = 0,03 RK + 1,48
16.
Aktivitas = 0,07 PP + 0,41
17. Aktivitas = 0,04 PMK + 2,22
18. Aktivitas = 0,32PRrP + 0,74
19. Sumber daya manusia =0.92 JK+ 0.08
20. Sumber daya manusia = 0.69TK+ 0.32
21. Sumber daya manusia = 0.87FP+ 0.13
22. Manajemen = 0.85 perencanaan + 0.15
23. Manajemen = 0.73 organisasi + 0.30
24. Manajemen = 0.84 pelaksanaan + 0.17
25. Manajemen = 0.74 pengawasan + 0.29
26. Peran serta anggota = 0.77pelunasan simpanan koperasi + 0.23
27. Peran serta anggota = 0.79 frekuensi mengikuti rapat + 0.22
28. Peran serta anggota = 0.90 pengetahuan tentang koperasi + 0.10
29. Peran serta anggota= 0.87 lamanya pengguna jasa koperasi + 0.13
30. Kinerja KUD = 0.00 kemajuan KUD + 0.18
31. Kinerja KUD = 0.70 pelayanan KUD +0.50
32. Kinerja KUD = 0.01 Return on assets +1.30
Keterangan :
RL = Rasio
Lancar
RC = Rasio
Cepat
RK = Rasio
Kas
RH = Rasio
Hutang
RHE = Rasio
Hutang terhadap Ekuitas
RHJPE =
Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Ekuitas
PP =
Perputaran Persediaan
PMK = Pperputaran
Modal Kerja
PRrP =
Penagihan Rata-rata Piutang
SDM = Sumber
Daya Manusia
JK = Jumlah
Karyawan
TK = Tingkat
Pendidikan
FP =
Frekuensi Pelatihan)
ROA =
Rreturn On Assets
Kekuatan dimensi-dimensi yang membentuk faktor laten
dapat diuji menggunakan Critical Ratio (CR) terhadap regression
weight yang dihasilkan oleh model. CR identik dengan thitung dalam analisis
regresi. CR yang lebih besar dari 2.0 (Ferdinand, 2000) menunjukkan bahwa
variabel-variabel itu secara signifikan merupakan dimensi dari faktor laten
yang dibentuk.
Langkah 7: Interpretasi
dan Modifikasi Model
Langkah terakhir adalah menginterpretasikan dan
memodifikasi model jika model tidak memenuhi kriteria pengujian. Hasil
pengujian model menunjukkan bahwa model tidak perlu dimodifikasi lagi,
selanjutnya adalah menginterpretasikan hasil pengujian koefisien
indikator. Pengujian indikator faktor internal ditentukan oleh peran
serta anggota sebesar 1,00, sumber daya manusia (SDM) sebesar 1,00,
aktivitas sebesar 0.97, manajemen sebesar 0,89, solvabilitas sebesar
-0,60 dan likuiditas sebesar 0,07, di mana peran serta anggota nilai CR
= 8,96 > 2,0 atau p=0,00 adalah signifikan, SDM nilai CR = 8,61 >
2,0 atau p=0,00 adalah signifikan, dan aktivitas nilai CR = 3,99 > 2,0
atau p=0,00 adalah signifikan. Pengujian indikator faktor peran serta anggota
ditentukan oleh X2.3 = pengetahuan tentang kegiatan koperasi (pemilihan
pengurus) sebesar 0.90, X2.4 = lamanya pengguna jasa KUD sebesar 0,87
X2.2= frekuensi mengikuti rapat-rapat koperasi sebesar 0,79, X2.1=
pelunasan simpanan wajib dan pokok sebesar 0,77; di mana lamanya telah
menjadi anggota koperasi, nilai CR = 17,31 > 2,0 atau p=0,00 adalah
signifikan dan Frekuensi mengikuti rapat-rapat koperasi nilai CR = 14,19
> 2,0 atau p=0,00 adalah signifikan. Pengujian indikator faktor
eksternal X7.1= suku bunga sebesar 0,89, X7.3= frekuensi pembinaan sebesar
0,70 , dan X7.2= Inflasi sebesar 0,69, dimana suku bunga nilai CR = 10,35 >
2,0 atau p=0,00 adalah signifikan dan Inflasi nilai CR = 9,88 > 2,0 atau
p=0,00 adalah signifikan. Pengujian indikator faktor solvabilitas
ditentukan oleh X4.2= Rasio Hutang terhadap Ekuitas (RHE) 0,46, X4.3=
Rasio hutang jk panjang terhadap ekuitas (RHJPE) 0,20, X4.1= Rasio
Hutang (RH) 0,09. Pengujian indikator faktoraktivitas ditentukan oleh X5.3=
Rasio perputaran rata-rata piutang (PRrP) sebesar 0,32, X5.1= rasio
perputaran persediaan (PP) sebesar 0,07, X5.2= rasio perputaran modal
kerja (PMK) sebesar 0,04. Pengujian indikator faktor sumber daya manusia ditentukan
oleh X6.1= Jumlah karyawan sebesar 0,92, X6.3= Frekuensi pelatihan sebesar
0,87, X6.2= tingkat pendidikan sebesar 0,69, di mana jumlah karyawan nilai CR = 11,13 > 2,0 atau p=0,00 adalah
signifikan dan frekuensi pelatihan nilai CR = 9,89> 2,0 atau p=0,00
adalah signifikan. Pengujian indikator faktor manajemen ditentukan oleh
X1.1= perencanaan sebesar 0,85, X1.3= pelaksanaan sebesar 0,84, X1.4=
pengawasan sebesar 0,74, X1.2= organisasi sebesar 0,73, di mana perencanaan
nilai CR = 9,96 > 2,0 atau p=0,00 adalah signifikan. Pelaksanaan nilai CR =
9,96 > 2,0 atau p=0,00 adalah signifikan, pengawasan nilai CR = 8,93 >
2,0 atau p=0,00 adalah signifikan, dan organisasi nilai CR = 9,01 > 2,0 atau
p=0,00 adalah signifikan. Pengujian indikator faktor likuiditas ditentukan oleh
X3.2= rasio cepat (RC) sebesar 0,91, X3.3= rasio kas (RK), sebesar 0,03, X3.1=
rasio lancar (RL) sebesar 0,01, di mana rasio cepat (RC) nilai CR = 12,69 >
2,0 atau p=0,00 adalah signifikan, serta pengujian indikator faktor kinerja KUD
ditentukan oleh Y1.2 = kemajuan KUD (rasio Sisa Hasil Usaha = SHU terhadap
modal koperasi) sebesar 0,70, Y1.3 = pelayanan KUD (rasio jumlah modal yang
disediakan koperasi terhadap total modal lancar anggota sebesar 0,06 Y1.1 =
return on assets sebesar 0,01.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa faktor-faktor yang
berpengaruh yang dibentuk oleh faktor internal, yakni faktor peran serta
anggota, aktivitas dan sumber daya manusia serta faktor eksternal terhadap
kinerja KUD. Ini dapat diinterpretasikan bahwa peran serta anggota merupakan
faktor penentu terhadap kinerja KUD di Provinsi Bali. Berarti pada setiap kegiatan
pengelola harus melibatkan anggota secara aktif jika ingin KUD berhasil,
seperti membuat perencanaan, meningkatkan modal koperasi dengan cara
meningkatkan partisipasi anggota dalam proses pemupukan modal, dll. Pada
dasarnya orang masuk suatu badan usaha dengan tujuan mendapatkan manfaat.
Pengurus KUD harus menunjukkan manfaat masuk KUD kepada para anggota dan
masyarakat dengan melakukan tindakan nyata seperti merealisasikan pembagian SHU
pada saat RAT dan menunjukkan distribusi SHU ke simpanan sukarela sesuai dengan
aktivitas yang telah dilakukan kepada KUD. Faktor aktivitas berupa perputaran
modal kerja merupakan faktor yang berpengaruh terhadap efektivitas manajemen
KUD di Provinsi Bali dalam mencetak nilai penjualan dengan mengunakan modal
kerja serta mengubah penjualan itu menjadi keuntungan. Karenanya periode
perputaran modal kerja dimulai dari saat di mana kas diinvestasikan dalam
komponen-komponen modal kerja sampai saat di mana kembali lagi menjadi
kas.Namun perlu diingat bahwa makin pendek periode perputaran modal kerja
berarti makin cepat perputarannya atau makin tinggi tingkat perputarannya
sehingga dapat meningkatkan keuntungan. Sebaliknya makin panjang periode
perputaran modal kerja berarti makin lambat perputarannya atau
makin rendah
tingkat perputarannya sehingga dapat menurunkan keuntungan.
Rasio perputaran rata-rata piutang (PRrP) menunjukkan
cepat lambatnya piutang dapat ditagih, di mana kondisi aktual di KUD masih
banyak piutang usaha karena terlalu lama pelunasannya seperti tagihan rekening
listrik di beberapa KUD yang mana pembayaran listrik ditalangi oleh KUD.
Piutang Kredit usaha tani/kredit ketahanan pangan mengakibatkan lamanya aktiva
mengendap pada piutang usaha yang memperlambat berputaran modal kerja pad
akhirnya menurunkan memperoleh keuntungan pada suatu periode tertentu. Hal ini
akan mempunyai dampak terhadap efektivitas manajemen KUD di Provinsi Bali dalam
mencetak nilai penjualan dengan mengunakan total modal kerja, serta mengubah
penjualan itu menjadi keuntungan. KUD di Provinsi Bali efektif mencetak nilai
penjualan dengan mengunakan total modal kerja, serta mengubah penjualan itu
menjadi keuntungan, jika cepatnya periode perputaran modal kerja akan
meningkatkan keuntungan. Sebaliknya kurang efektif mencetak nilai penjualan
dengan mengunakan total modal kerja, serta mengubah penjualan itu menjadi
keuntungan, jika lambat periode perputaran modal kerja dan rendahnya
keuntungan. Dengan kata lain efektif tidaknya KUD di Provinsi Bali mengunakan
total modal kerja perusahaan untuk memperoleh keuntungan sangat tergantung pada
faktor cepat atau lambatnya periode perputaran modal kerja. Kualitas sumber
daya manusia KUD meliputi manajer, pengawas, dan karyawan merupakan faktor
penentu keberhasilan KUD. Makin tinggi kualitas SDM KUD, maka kemungkinan
berhasil makin tinggi, berarti kinerja KUD akan semakin bagus. Namun kualias
SDM KUD di Bali belum sesuai dengan harapan, karena sulitnya mendapatkan
karyawan yang suka bekerja untuk KUD dengan ”upah/gaji” yang wajar. Pendidikan
yang relatif rendah juga menyebabkan sulitnya mendidik mereka untuk mampu
memahami persoalan-persoalan tataniaga serta memperhitungkan kondisi-kondisi
daerah kerjanya.
Faktor eksternal sebagai penentu
kinerja KUD dapat dijelaskan bahwa frekuensi pembinaan oleh pihak terkait belum
optimal dan pembinaan tidak dilakukandalam satu atap, sehingga menyebabkan
pengelola KUD sering mengalami kelambatan dalam mengambil keputusan
mengimplementasikan rencana yang telah diputuskan. Di samping itu tingkat suku
bunga juga menentukan kinerja KUD. Makin tinggi suku bunga, penggunaan modal
luar (asing) oleh KUD makin rendah, selanjutnya menurunkan aktivitas KUD, dan
pada akhirnya akan menurunkan kinerja KUD.
3.2
Pengaruh Langsung, Tidak
Langsung dan Total dari Indikator-Indikator Konstruk Terhadap Kinerja Koperasi
Unit Desa di Provinsi Bali
Pengaruh langsung, Tidak Langsung dan Total dari
masing-masing indikator atau variabel ditunjukan oleh loading factor dari
masing-masing indikator yang membentuk variabel laten. Pengujian model yang dikembangkan
menunjukkan bahwa kinerja KUD dipengaruhi langsung oleh faktor internal sebesar
0,42, dan faktor eksternal sebesar 0,69 serta tidak ada pengaruh tidak langsung
baik dari faktor internal maupun faktor eksternal, sehingga kinerja KUD
dipengaruhi oleh faktor internal secara total sebesar nilai pengaruh langsung
faktor internal, demikian juga untuk faktor eksternal (tabel 6 dan 7).
Tabel 6. Pengaruh Total dari Indikator Konstruk terhadap
Kinerja
Koperasi Unit Desa di Provinsi Bali
Pengaruh tidak langsung faktor Internal terhadap
pelayanan KUD (Y1.3) melalui kinerja KUD sebesar 0,02 dan pengaruh tidak
langsung dari Internal terhadap kemajuan KUD (Y1.2) melalui kinerja KUD sebesar
0,29; Demikian juga pengaruh tidak langsung dari eksternal terhadap pelayanan
KUD (Y1.3) melalui kinerja KUD sebesar 0,04 dan pengaruh tidak langsung dari
eksternal terhadap kemajuan KUD (Y1.2) melalui kinerja KUD sebesar 0,49 serta
tidak ada pengaruh langsung baik dari faktor internal maupun faktor eksternal,
sehingga pengaruh total baik faktor internal maupun faktor eksternal terhadap
pelayanan KUD (Y1.3) dan kemajuan KUD (Y1.2) melalui kinerja KUD sebesar nilai
pengaruh tidak langsung baik faktor internal maupun faktor eksternal. Pengaruh
tak langsung dari variabel lainnya adalah loadingfactor dari masing
variabel atau indikator yang membentuk variabel laten (tabel 6 dan 7).
Tabel 7. Pengaruh Tidak Langsung dari Indikator Konstruk
terhadap Kinerja
Koperasi Unit Desa di Provinsi Bali
Hasil loading factor pengaruh total dari variabel
diuji dengan taraf signifikan 5%, yaitu: nilai pengaruh total dari internal
terhadap kinerja KUD sebesar 0,42 > 0,21 adalah signifikan, nilai pengaruh
total dari eksternal terhadap kinerja KUD sebesar 0,69 > 0,21 adalah signifikan,
nilai pengaruh total dari internal terhadap kemampuan KUD (Y1.2) sebesar 0,29
> 0,21 adalah signifikan, nilai pengaruh total dari eksternal terhadap
kemampuan KUD (Y1.2) sebesar 0,49 > 0,21 adalah signifikan, dan nilai
pengaruh total dari internal terhadap pelayanan KUD (Y1.3) sebesar 0,02 <
0,21 adalah tidak signifikan, serta nilai pengaruh total dari eksternal
terhadap pelayanan KUD (Y1.3) sebesar 0,04 < 0,21 adalah tidak signifikan.
Nilai pengaruh total dari kinerja KUD (Y1) terhadap kemampuan KUD (Y1.2)
sebesar 0,70 > 0,21 adalah signifikan, sedangkan nilai pengaruh total dari
kinerja KUD (Y1) terhadap pelayanan KUD (Y1.3) sebesar 0,06 < 0,21 adalah
tidak signifikan (tabel 6). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa indikator
internal mempunyai pengaruh total signifikan dalam menentukan kinerja KUD
dari pengaruh langsung saja. Ini dapat dijelaskan indikator internal yakni
peran serta anggota, sumber daya manusia, dan aktivitas berarti KUD di Provinsi
Bali dituntut meningkatkan keaktifan para anggota KUD dalam hal perencanaan
rencana kerja KUD, menggunakan jasa dan produk KUD. Sumber daya manusia sebagai
pengelola KUD perlu ditingkatkan kemampuan manajerial, kemampuan kewirausahaan,
kemampuan penguasaan sistem infomasi manajemen, dengan program pembinaan dan
pelatihan oleh pihak terkait (Dinas Koperasi dan UKM, Lembaga pendidikan
Tinggi). Dalam kaitannya dengan aktivitas perputaran persediaan, perputaran
rata-rata piutang dan perputaran modal kerja, KUD di Provinsi Bali dituntut
menerapkan manajemen modal kerja,diperlukan pengambilan keputusan strategi dan
invesatasi yang tepat terhadap aktiva modal, misalnya kas merupakan salah satu
modal kerja yang paling tinggi tingkat
likuiditasnya. Makin besar jumlah kas yang ada di KUD di Provinsi Bali
berarti makin tinggi tingkat likuiditasnya. Ini berarti bahwa KUD di Provinsi
Bali mempunyai resiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban
finansiilnya. Tetapi ini tidak berarti bahwa KUD di Provinsi Bali harus
berusaha untuk mempertahankan persediaan kas (kas dan bank) yang sangat besar,
karena makin besarnya kas berarti makin banyaknya uang kas yang menganggur
sehingga akan memperkecil SHU (sisa hasil usaha). Piutang sebagai elemen
daripada modal kerja selalu dalam keadaan berputar. Periode perputaran atau
periode terikatnya modal kerja dalam piutang adalah tergantung kepada syarat
pembayarannya. Makin lunak atau makin lama syarat pembayaran, berarti makin
lama modal kerja terikat dalam piutang yang menunjukkan bahwa tingkat
perputarannya selama periode tertentu adalah makin rendah, berarti cara
pengumpulan piutangnya kurang efisien. Persediaan barang sebagai elemen utama
daripada modal kerja selalu dalam keadaan berputar. Demikian juga investasi
dalam aktiva-aktiva lainnya, penentuan besar alokasi modal kerja dalam
persediaan barang merupakan masalah yang penting bagi KUD di Provinsi Bali,
karena investasi dalam persediaan barang yang terlalu besar dibandingkan dengan
kebutuhan akan memperbesar beban bunga, biaya penyimpanan dan pemeliharaan di
gudang, kerusakan, turunya kualitas semuanya ini berpengaruh langsung
memperkecil SHU. Sebaliknya adanya investasi dalam persediaan barang yang
terlalu kecil juga berpengaruh langsung memperkecil penjualan atau SHU, karena
tidak dapat beroperasi secara optimal. Oleh karena ada pengaruh langsung antara
peningkatan penjualan dengan kebutuhan untuk membiayai aktiva lancar. Maka
peningkatan penjualan akan membutuhkan tambahan persediaan dan mungkin juga
tambahan kas, sehingga adanya peningkatan penjualan mampu meningkatnya SHU
kotor, SHU operasi, SHU sebelum bunga dan pajak, dan SHU bersih. Dengan
meningkatnya SHU tersebut relatif lebih besar dari pada penjualan dan total
aktiva maka meningkatnya profitabilitas. Dengan kata lain tinggi rendahnya
tingkat SHU KUD di Provinsi Bali dari investasi yang dilakukan dipengaruhi oleh
tinggi rendahnya marjin SHU bersih dan perputaran total aktiva. Apabila KUD di
Provinsi Bali pada suatu periode telah mencapai perputaran total aktiva sesuai
dengan standar atau target, maka perhatian manajemen dapat dicurahkan pada
usaha peningkatan efisiensi di sektor penjualan. Sebaliknya apabila marjin SHU
bersih telah mencapai target atau standar, maka perhatian manajemen dapat
dicurahkan untuk perbaikan kebijaksanaan investasi baik dalam modal kerja
maupun dalam aktiva tetap. Rendahnya perputaran modal kerja sebagai akibat dari
pengaruh kesalahan dalam politik pengadaan persediaan, sehingga jumlah
persediaan terlalu banyak yang berpengaruh terhadap biaya penyimpanan yang
besar, kesalahan dalam politik penjualan kreditnya di mana banyak piutang yang
belum dapat ditagih. Kebijakan investasi aktiva tetap tidak tepat berakibat
terhambatnya operasional KUD karena banyak modal kerja digunakan untuk
membiayai investasi aktiva tetap. Faktor eksternal mempunyai pengaruh
total signifikan yang disebabkan pengaruh langsung saja terhadap kinerja KUD
ini dapat dijelaskan bahwa kesuksesan KUD belum dapat dilepaskan dari
keberpihakan pihak terkait terutama dalam pembinaan. Dalam pembinaan KUD perlu
ditingkatkan yang diarahkan pada peningkatan kemampuan KUD dan anggota KUD
dalam mengelola organisasi KUD, menghimpun dan mengarahkan dana untuk modal
KUD, menjalankan usaha serta menyelenggarakan pengawasan terhadap KUD. Oleh
karena permasalahan yangmenyangkut kelembagaan koperasi bahwa masih berlaku
proses pembentukan alatkelengkapan organisasi KUD (pengurus, badan pengawas,
dan manajer) yang belum sepenuhnya berdasarkan pada asas dan sendi dasar
koperasi, sehingga alat kelengkapan tersebut belum sepenuhnya berfungsi sebagaimana
mestinya, sering timbul hubungan yang kurang serasi antara pengurus, badan
pengawas, manajer dan anggota KUD. Sistem perencanaan usaha KUD masih belum
berkembang mengingat masih terbatasnya pengetahuan dan ketrampilan para manajer
KUD, sistem informasi manajemen KUD masih belum berkembang, sehingga
pengambilan keputusan kurang didukung oleh informasi yang benar-benar lengkap
dan andal. Pengambilan keputusan dalam kegiatan usaha KUD belum sepenuhnya
didasari oleh asas manajemen terbuka, efisiensi, efektivitas dan kepentingan
anggota, KUD belum dapat memanfaatkan berbagai kemajuan teknologi yang mungkin
dapat diterapkan, sistem pengawasan KUD masih belum memadai sehingga berbagai
penyimpangan yang terjadi masih sukar diketahui dan dicegah dengan cepat.
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kinerja koperasi unit (KUD) desa di Provinsi Bali dipengaruhi oleh faktor internal
dan eksternal. Hasil analisis menggunakan model Structural Equation Model (SEM),
faktor internal dipengaruhi oleh faktor peran serta anggota, sumber daya manusia
(SDM) dan aktivitas, sedangkan faktor manajemen, likuiditas, solvabilitas tidak
berpengaruh. Faktor peran serta anggota dipengaruhi oleh lamanya pengguna jasa
KUD para anggota, frekuensi mengikuti rapat-rapat KUD, dan tidak dipengaruhi
oleh pelunasan simpanan wajib dan pokok, pengetahuan tentang kegiatan koperasi
(pemilihan pengurus); Faktor sumber daya manusia (SDM) dipengaruhi oleh jumlah
karyawan dan frekuensi pelatihan dan tidak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan;
Faktor aktivitas dipengaruhi oleh rasio perputaran persediaan, rasio perputaran
modal kerja, dan rasio perputaran ratarata piutang (PRrP); Faktor manajemen
dipengaruhi oleh perencanaan, organisasi, pelaksanaan, dan pengawasan;
Faktor likuiditas dipengaruhi oleh rasio cepat dan tidak dipengaruhi oleh rasio
lancar dan rasio kas; Faktor solvabilitas dipengaruhi oleh rasio hutang, rasio
hutang terhadap equitas, dan rasio hutang jangka panjang terhadap equitas.
Faktor eksternal dipengharuhi oleh suku bunga dan inflasi, dan tidak
dipengaruhi oleh frekuensi pembinaan.
2. Pengaruh langsung, tidak langsung dan total dari Indikator Konstruk
terhadap Kinerja Koperasi Unit Desa di Provinsi Bali, yaitu :
a.
Faktor internal mempunyai pengaruh langsung sebesar 0,42
dan pengaruh tidak langsung sebesar 0,00, jadi faktor internal secara total
berpengaruh terhadap kinerja KUD sebesar 0,42
b.
Faktor eksternal mempunyai pengaruh langsung sebesar 0,69
dan pengaruh tidak langsung 0,00, jadi faktor eksternal secara total
berpengaruh terhadap kinerja KUD sebesar 0,69.
3.2.
Rekomendasi Kebijakan
Dari hasil temuan dapat direkomendasi kebijakan sebagai
berikut :
1.
Perlu dilakukan intervensi terhadap faktor-faktor penentu
keberhasilan Koperasi Unit Desa dengan melakukan berbagai kegiatan pengembangan
keanggotaan dan meningkatkan partisipasi aktif anggota. Peningkatan jumlah
anggota ini secara langsung mempengaruhi atau memperbesar jumlah modal KUD,
karena salah satu modal KUD adalah simpanan dari anggota, jadi makin besar
jumlah anggota KUD, kemampuan modalnya juga makin kuat.
2.
Kualifikasi pengurus, pengawas, dan manajer perlu
ditingkatkan melalui pembinaan secara terpadu KUD-PUSKUD. Di samping itu
sebaiknya Perguruan Tinggo mulai dilibatkan secara langsung atau diberi
tanggungjawab yang nyata dalam pemberdayaan KUD melalui program pengabdian pada
masyarakat.
3.
Keberhasilan KUD tidak bisa terlepas dengan pemanfaatan
sumber dan penggunaan dana, maka manajemen KUD perlu meningkatkan pengendalian
internal agar terkendali aktivitas, likuiditas, solvabilitas, dan
rentabilitasnya, sehingga KUD dapat meningkatkan pemberian pelayanan kepada
anggota dan masyarakat serta sekaligus menumbuhkan peran serta aktif para
anggota.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1992. ‘Undang-Undang No. 25 Tentang Perkoperasian’. Departemen Koperasi,
Jakarta.
Alwi, Syafaruddin. 1994. ‘Alat-Alat Analisa Dalam Pembelanjaan’. Andi
Offset, Yogyakarta.
Bappeda. 2004. Data Bali Membangun 2004. Penerbit Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Bali.
Baridwan, Zaki. 1992. ‘Intermediate Accounting’. STIE, YKPN,
Yogyakarta. Cooper, Donald R dan Emorry William C. 1996. ‘ Business Research
Methods’. Jilid I (Edisi Bahasa Indonesia), Erlangga, Jakarta.
Djarwanto. 1989. ‘Pokok-Pokok Analisa Laporan Keuangan’. BPFE, Yogyakarta. Ferdinand,
Augusty. 2000. ‘Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen’.
Badan Penerbit Universitas Diponogoro.
Hanafi, M. Mamduh dan Halim Abdul.1996.’ Analisis Laporan Keuangan’. UPP
AMP YKPN, Yogyakarta.
Husnan, Suad. 1988. ‘Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka
Pendek).’ Edisi Revisi, BPFE, Yogyakarta.
Sawir Agnes. 2003. ‘Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan’.
PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Setyaningsih. 1996. ‘AnalisisPerbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum Dan
Sesudah GO Publik Serta Pengaruhnya Terhadap Tingkat Harga Saham Di Pasar Modal
Indonesia, Thailand dan Jepang’. Disertasi, Program Pascasarjana, Universitas
Airlangga.
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofyan. 1989. ‘Metode Penelitian Survey’.
LP3ES, Jakarta.
Swasono, Sri-Edi. Membangun Koperasi Sebagai Soko-Guru Perekonomian Indonesia.
Dalam mencari Bentuk, Posisi, dan realitas Koperasi di dalam Orde Ekonomi
Indonesia. Editor: Sri-Edi Swasono. Penerbit Universitas Indonesia. Pp.114-157.
Nama / NPM : Riski Ludvitasari / 26211274
Kelas / Tahun : 2EB09 / 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar