PENGALAMAN HIDUP SEORANG SUPIR
Aku mempunyai nenek yang sangat
cantik seperti ibuku. Nenekku adalah anak ke-3 dari lima bersaudara. Kakak
beliau yang nomor dua adalah seorang laki – laki sebut saja namanya Hargina.
Hargina memang sejak kecil sudah dikenal sebagai anak yang galak dan pelit,
tetapi beliau sangat rajin belajar sehingga beliau bisa menjadi anak yang
pintar. Dari keluarga nenekku hanya Hargina lah yang bisa menjadi anggota
TNI-AD. Hargina kini memiliki 1 orang isteri dan 5 orang anak, ke lima anak
tersebut bernama Dino, Bayu, Indra, Janti dan Fredy. Selama masa jabatannya
Hargina memiliki 1 orang bawahan dimana bawahan tersebut dia tugaskan untuk
selalu menemani dia kemanapun pergi. Seorang bawahan Hargina tersebut bernama
Bandi, Bandi sering sekali diperlakukan kurang baik oleh Hargina. Sebelum
Hargina pergi kekantor beliau menyuruh Bandi untuk memasukkan tas dan baju jas
kedalam mobil. “ Bandi, cepat kemari!” Teriak Hargina. “ iya pak ada apa?”jawab
bandi. “sekarang bawakan tas dan baju jas saya kedalam mobil ya?” tanya hargina
dengan suara kerasnya. “Siap pak!” jawab bandi dengan tegas. Bandi pun langsung
bergegas mengambil tas dan baju jas milik bandi kemudian segera memasukkannya
kedalam mobil. Tiba – tiba Hargina memanggil Bandi untuk kedua kalinya.
“Bandi! Coba kesini, sepatu saya
sudah dimasukkan ke dalam mobil belum?” tanya Hargina. “sudah pak” jawabnya. Setelah
semuanya selesai Bandi dan Hargina pun langsung bergegas untuk berangkat
kekantor. Waktupun sudah berlalu, kini Hargina dan Bandi sudah tiba dirumah.
Keesokkan harinya Dino bertemu dengan bapaknya dan meminta untuk segera
dibelikannya sebuah mobil. “Selamat pagi bapak?” tanya Dino.”Selamat pagi juga
nak, tumben sekali pagi – pagi begini kamu sudah terbangun?” jawab Hargina. “
iya pak, ada suatu hal yang ingin aku sampaikan kepada bapak” tanya dino. “apa
itu nak?”jawab Hargina. “aku ingin sekali mempunyai mobil pak tepat dihari
ulang tahunku.” Jawab dino sambil malu – malu. “ mobil? Nanti kalau bapak
belikan mobil untuk kamu memangnya adik – adik kamu tidak iri sama kamu nak?” tanya
Hargina. “ kalau sampai iri bagus donk pak jadinya kita semua bisa memiliki
mobil masing – masing dan tidak harus menunggu satu sama lain jika ingin
bepergian” jawab Dino. “Ya sudah nanti bapak belikan mobil untuk kamu” ucap
Hargina. “ Beneran pak?” tanya Dino untuk memastikan. “iya nak” jawab Hargina.
Sehari sebelum ulang tahun Dino,
Hargina sibuk pergi ke deller untuk mencari mobil. Mobil pun sudah didapat dan
tibalah waktunya dino berulang tahun. “ Selamat ulang tahun Dino,” ucap Hargina.
“ Terima kasih bapak” jawab Dino. “coba lihat nak didepan rumah ada apa?” tanya
Hargina. Dino pun langsung bergegas keluar rumah untuk melihatnya. “ya ampun
bapak, terima kasih buat kadonya” ucap Dino sambil kegirangan. “Sama – sama
nak”, jawabnya. Karena adik – adik dino melihat kakaknya dibelikan mobil mereka
pun merasa iri terhadap dino dan mereka langsung meminta kepada bapaknya untuk
segera dibelikan mobil seperti dino. Hargina pun menuruti semua permintaan
mereka dan kini semua anak – anak Hargina memiliki mobil masing – masing. Semua
permintaan anak – anaknya, Hargina selalu menuruti permintaan mereka dengan
alasan supaya mereka bisa merasa senang dan bahagia. Sebagian dari hartanya
Hargina sering menginvestasikan hartanya dengan cara membeli tanah yang
letaknya tepat dipinggir jalan supaya suatu saat nanti ingin dijual kembali
harga tanah tersebut bisa naik dan bisa mendapatkan keuntungan yang besar.
Harta kekayaan Hargina kini sudah semakin banyak, karena kekayaannya
kesombongan Hargina pun semakin bertambah. Setiap bertemu dengan tetangganya
beliau tidak pernah menyapa tetangganya dan kalaupun beliau disapa beliau tidak
pernah tersenyum apalagi untuk menjawabnya. Sifat – sifat anak Hargina pun juga
sama seperti Hargina, selain itu Isteri Hargina sering sekali mengatakan kepada
Bandi kalau kehidupan Bandi tidak akan berkembang dan menjadi orang yang
sukses, dari perkataan tersebut membuat Bandi menjadi semangat dan berniat
untuk membuktikan kalau perkataan isteri Hargina tersebut tidak benar.
Disela
– sela waktu kosong Bandi sering sekali memanfaatkan waktunya untuk berolahraga
dengan teman – temannya, karena terlalu keasikkan dengan hobinya Bandi sampai
lupa waktu untuk pulang ke rumah. Tengah malam Bandi baru mengakhiri hobinya
tersebut. Tanpa sepengetahuan Bandi, Hargina pun dengan sengajanya mengunci
semua pintu rumah supaya Bandi tidak bisa masuk ke rumahnya. Setibanya dirumah
Bandi baru tersadar kalau rumahnya sudah terkunci dan mau tidak mau Bandi harus
tidur digarasi mobil itupun Bandi harus memanjat pintu gerbang terlebih dahulu
untuk bisa memasukinya. Bandi tidur hanya dengan beralaskan koran seadanya dan
memakai selimut dari sarung mobil. Keesokkan paginya Bandi langsung dimarahi
oleh Hargina dengan ucapan yang sangat kasar. Bandi pun merasa sakit hati
dengan perkataannya, karena Bandi masih menjadi bawahannya sehingga Bandi tidak
begitu memperdulikan dengan perkataan Hargina. Isteri dan anak – anak Hargina
pun mulai membenci Bandi, untungnya Bandi berbesar hati jadinya bandi juga tidak
memperdulikan kebencian isteri dan anak – anak Hargina. Semenjak kejadian
tersebut Bandi memutuskan tidak untuk tinggal bersama mereka melainkan untuk
tinggal dirumah sendiri karena Bandi sudah memiliki seorang isteri dan 3 orang
anak tetapi Bandi masih menjadi supirnya Hargina.
Dari ke lima anak Hargina dan
isterinya tidak ada satu pun anak – anak dari mereka yang mendapatkan gelar
Sarjana. Hal ini dikarenakan anak – anak mereka menganggap bahwa orang tua saya
sudah kaya, semua keinginan bisa terpenuhi oleh orang tua mereka jadinya mereka
tidak memperdulikan tentang pendidikan untuk masa depannya. Sedangkan anak-
anak Bandi sekarang sudah mendapatkan 2 gelar Sarjana dan 1 anak lagi sedang
menempuh pendidikan disalah satu universitas. Seiring berjalannya waku, Bandi
sekarang sudah tidak menjadi supir Hargina melainkan menjadi staff dikantor
TNI-AD dan membuat usaha deller mobil yang dibantu oleh ketiga anaknya.
Ketekunan Bandi di dunia kerja dan usahanya membuat dirinya menjadi orang yang
sukses. Kini masa jabatan Hargina sudah habis, semua harta kekayaannya juga
sudah habis karena isteri dan anak – anaknya tidak bisa menghemat uang dalam
kehidupannya. Hargina pun kini menderita gangguan jiwa dan isterinya pun
sekarang menderita penyakit darah tinggi dan diabetes melitus atau yang sering
dikenal sebagai penyakit kencing manis, setiap saat isterinya selalu disuntikan
insulin agar gula darahnya stabil. Keluarga Hargina kini kebingungan untuk
membiayai penyakit isterinya dan harus mengutang sana sini untuk biaya
kesembuhan sang isteri. Sekarang semua kehidupan Hargina terbalik dengan
kehidupan Bandi, Bandi sekarang sudah membuktikan perkataan isteri Hargina
kalau kehidupan Bandi bisa berkembang dan menjadi orang yang sukses.
Nama : Riski Ludvitasari
NPM : 26211274
Kelas : 3EB09